Senin, 04 November 2013

~ Selamat Tinggal Cinta ~

Diantara gemerisik angin menyapa waktu
Langkah langkah kisah berkejaran dalam lorong lorong sejarah kusam
Dimana pernah ada cerita cinta
Tentang kamu
Tentang aku
Tentang kita

Namun setelah semua rasa kini telah usai
Aku seakan tersadar sesuatu
Bahwa ternyata aku masih mampu berdiri tanpamu
Bahwa ternyata aku masih bisa tersenyum bukan karenamu
Bahwa ternyata..
Aku masih bisa bahagia bila tanpa hadirmu

Maka inilah aku
Yang akhirnya mampu memandangmu
Tanpa lagi ada luka
Tanpa lagi ada kecewa
Tanpa lagi rasa bersalah.

Minggu, 03 November 2013

Lumpuhkan Ingatanku

Semusim rasa itu pernah menggelorakan gairahku
Mencipta cinta tak bertuan
Memendam rindu tak beraga
Hanya sepi jadi penyempurna harap

Mungkin ini adalah sebuah kesalahan
Membiarkan asaku mengembara
Mencarimu diantara langit langit mimpi

Tapi sampai kapan harus kubiarkan
Langkahku terhenti pada pintu labirin tak berpenghuni

Sampai kapan..
Doa doa harapku hanya seperti nyanyian tak bernada
Yang hanya mencipta air mata tak berarti
Bukankah aku juga berhak bahagia untuk rasaku

Tuhan..
Tolong lumpuhkan ingatanku tentangnya
Agar tiada lagi harap
Agar tiada lagi rasa
Agar tiada lagi cinta
Agar tiada lagi kecewa
Agar tiada lagi ingatan tentangnya.

Jumat, 01 November 2013

Kucing Hitam

Diantara pelataran waktu yang memekat gelap
Jalanlah kucing hitam melalui lorong-lorong hitam
Menjelajah kelam dalam carut marut gelap
Mengendus wajah-wajah tanpa dosa yang berceceran tak beraturan
Memungkinkan mata
Tanpa warna
Tanpa rasa
Tanpa pengecualian
Hanya terdiam..

Masih meraba sepi tentang pencarian asa yang terburai malam
Tinggalkan seonggok pilu tatap tatap nanar sang kucing hitam
Dan lirik sinar rembulan menebak ujung jalan
Mencari jejak langkah yang masih tersisa

Lelah mungkin serasa perkosa pemikiran liar
Kembali pada titik untuk merajut kebisingan
Hingga terkapar dalam usai asa yang gersang

Lalu hentian mana yang perlu disinggahi
Bukankah aku dengan tanpa sadar
Mempengaruhi semua karya di luar cerita-cerita mereka
Yang terbenam menghilang bersama mimpi-mimpi yang menguap

Bahkan serasa menguap tak terarah
Dan membabi buta menyanyat warna malam
Hingga yang tersisa hanya letih

Kalbu yang masih lagi menanti
Bukan saja sang elok cahaya malu untuk berhitung kembali dalam beberapa detik terselimut beribu cahaya

Lalu haruskah kita hentikan menjadi sebuah pembenaran malam
Menanti ujung dari angan tanpa harap hias terjurat
Menjerat mimpi seperti gemerisik udara

Tidakkah penari-penari langit telah tertidur
Hampa tanpa sisa
Hingga tiada lagi suara yang terdengar
menuangkan hangat dalam cairan hitam pekat secara halus wangi itu terbaca

Sudahi langkah yg membata surat-surat malam
Hingga jeda waktu tak mampu menjabarkan resah langit yang muram

Tidak !
Begitu bulan kan sedikit saja tersenyum kepada mentari mengintip di balik bumi
Lalu apakah senyum itu akan bertahan dalam catatan langit
Atau hanya akan menghilang bersama gelombang pasang

Bukankah itu tanyamu
Melebihi binatang malam bersuara lantang
Mengarah kata makna akan bercumbu kembali gelap

Dan akhirnya
Inilah kisah malam dalam langkah kecil sang kucing hitam.