Pernahkah terbayang pada diri kita, bahwa kita begitu tidak merasa baik saat marah. Merasa bahwa marah adalah perilaku buruk yang pernah kita lakukan. Tapi sadar atau tidak, kemarahan itu haruslah dikeluarkan. Bukan malah diredam. Atau malah melakukan pengalihan terhadap masalah yang menyebabkan timbulnya rasa marah itu. Dan informasi yang ingin saya sampaikan semoga bermanfaat untuk kita bisa berpikir. Silahkan jika ingin marah, tapi tetaplah untuk bersikap rasional. Semoga bermanfaat buat kita semua.
- Kemarahan bisa mendapatkan keuntungan hubungan
Kemarahan adalah reaksi alami untuk yang dirugikan oleh orang lain dan itu adalah cara berkomunikasi yang rasa ketidakadilan. Tapi masyarakat memberitahu kita marah berbahaya dan kita harus menyembunyikannya. Apa ini lakukan untuk hubungan pribadi kita?
Penelitian Anehnya telah menunjukkan bahwa menyembunyikan kemarahan dalam hubungan intim dapat merugikan (Baumeister et al., 1990). Masalahnya adalah bahwa ketika Anda menyembunyikan kemarahan Anda, pasangan Anda tidak tahu bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah. Dan mereka terus melakukan itu. Dan yang tidak melakukan hubungan Anda ada gunanya.
Ekspresi kemarahan, jika dibenarkan dan ditujukan untuk mencari solusi bukan hanya ventilasi, sebenarnya dapat menguntungkan dan memperkuat hubungan.
- Kemarahan mengurangi kekerasan
Meskipun amarah sering mendahului kekerasan fisik, juga dapat menjadi cara untuk mengurangi kekerasan. Itu karena sinyal sosial yang sangat kuat bahwa situasi perlu diselesaikan. Ketika orang lain melihat sinyal mereka lebih termotivasi untuk mencoba dan menenangkan pihak marah.
Jika Anda masih belum yakin bahwa kemarahan bisa mengurangi kekerasan, membayangkan dunia tanpa kemarahan di mana orang tidak memiliki metode untuk menunjukkan bagaimana perasaan mereka tentang ketidakadilan. Mungkin mereka melompat langsung ke kekerasan?