Belajar untuk melumpuhkan rasa agar tidak menjadi sebuah dominasi
Bukan melarikan diri
Tapi hanya menerima dengan ikhlas sebuah hakikat yang tak bisa diganti
Menerima semua rasa menjadi sebuah keimanan
Bahwa ada kuasa Tuhan untuk di tiap takdirnya
Seperti menemukan jawab dicari
Kala serpihan puzzle dari sebuah permainan kehidupan telah lengkap adanya
Mencipta tawa dan tangis yang terkadang tak di mengerti
Untuk apa dan mengapa
Seperti lembaran usang sejarah yang coba untuk disimpan
Yang kemudian hanya menjadi memori tak berarti bagi sang pencari jati diri
Lalu terhapus bersama mimpi-mimpi yang menguap esok pagi
Dan kini aku pun mulai memahami
Bahwa sebenarnya aku sadar
Rasaku tidak akan pernah menjadi sesuatu pada rasamu