Kamis, 06 Maret 2014

Love Unconditionally

Satu sketsa wajah samar hadir dalam mimpi; vision
Entah siapa, entah dimana

Mimpi-mimpi panjang yang meletihkan
Sempat terlupakan, tak ingat malah
Puzzle cerita yang tak tahu harus disusun seperti apa, terlalu banyak lompatan cerita yang menambah kerumitan
Dejavu, peristiwa-peristiwa tak terelakkan

Lelaki itu, pemilik wajah samar yang selalu kulihat pada tiap vision
Bukan kekasihku, atau para pemujaku
Entah siapa dia, kemudian menjadi pertanyaan yang terlupakan

Lelaki itu dihadapanku kini, bukan nyata tubuh
Namun aku mampu merasakan tiap lekuk wajahnya, mendengarkan degup jantungnya, menyatu bersama sukmaku

Entah perasaan apa ini, sebuah kepercayaan, cinta tanpa syarat hadir menyempurnakan pencarian
Aku terhenti pada satu takdir yang aneh, benarkah?
Apakah reinkarnasi?
Atau hanya pengulangan karma?
Entahlah, apa peduliku.

(TAD, FEBRUARI 2014)

My Illusion

Ada gairah tiap kali kau ada walau tak nyata
Samar wajahmu seakan mampu ku sentuh
Degup jantungmu seakan menyatu bersama aliran darahku
Pelukmu menghangatkan tiap inci persendian tubuhku
Seakan hanya ada kau dan aku tercipta laksana adam dan hawa
Apakah ini cinta?
Kasih sayang seperti apa yang sedang kita cipta?
Bahkan ketika aku tahu, aku hanya pengulangan karmamu
Tida kemarahan, hanya sebuah pengabdian untuk rasa yang hadir

Dalam pelukmu, ada kemarahan yang teredam, entah mengapa?
Seperti sentuhan jemari yang menyusuri tiap lekuk wajahmu
Matamu, hidungmu, bibirmu, seoerti sebuah kenyataan yang absolut
Tiada pengingkaran, hanya sebuah penerimaan abadi
Aku mencintaimu tanpa syarat

Aku mampu mendengar desah nafasmu, merasakan erat pelukmu dalam hangat gelombang koneksi yang tak dimengerti
Menjadikan samar wajah itu nyata dalam pikiran dan hatiku.

(TAD, FEBRUARI 2014)

My Vision

Bayang-bayang yang membingungkan; pria tak dikenal
Vision-vision melelahkan; perempuan menyedihkan

Pertemuan yang tidak diduga, ketertarikan yang tidak pernah dibayangkan
Penjabaran panjang atas pengujian untuk sebuah temuan
Memperhitungkan tiap kemungkinan; memperkecil manipulasi
Bahwa kebenaran adalah sebuah kenyataan

Masih lagi meragukan; tentu saja
Siapa yang akan percaya untuk sebuah mimpi yang tak mampu dipertanggungjawabkan
Bahkan mungkin akan dianggap gila untuk semua pernyataan

Dalam tangan perempuan itu setiap desakan aura tersentuh
Dalam mata perempuan itu masa depan diperlihatkan semesta
Dalam tubuh perempuan itu penyatuan disempurnakan

Seperti cinta purba; keterikatan akan masa lalu
Yang tak pernah mati; walau ratusan abad terpisah
Tanpa tahu akhirnya, tanpa bisa mengubah takdirnya.

(TAD, MARET 2014)