Lirih ku kecup badai yang menerpa kala resah itu masih lagi enggan pergi
Aku terlalu jenuh memikirkan "mengapa" dalam tanya yang tak terjawab
Karena hanya menjadikan ayat-ayatku tersekat dalam talian waktu tak tersentuh
Padahal bahagia masih lagi menunggu setia untuk ku hampiri dengan segera
Lalu mengapa masih saja ku biarkan rasaku terganggu ketika masa lalu itu seakan jadi penghuni ingatmu
Bukankah tiap cerita kusam itu kini telah terkubur dalam keikhlasan
Hanya munajat dalam lirih doa terucap diantara doa-doa sang penghuni waktu
Semoga hati yg sekepalan tangan ini tak menghitam dalam dosa yg berpanjangan
Dan ku lepaskan semua belenggu yg menghantarkanku jadi manusia yg tak bertawakal
Bahwa bukankah aku masih memiliki Tuhan
Lalu mengapa aku harus memaki langit
Jika nestapa ini adalah jalanku untuk mensyukuri nikmatNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar