Ketika nadi waktu perlahan berputar dalam gugusan peradaban
Ada kehidupan yg mulai berdetak dalam keriuhan gelapnya malam
Tak perduli tentang dinginnya pelukan sang bayu yg sempurnakan jejak2 sepi
Jiwa2 itu terlalu kagum pada pesona kota cahaya
Yang hadir dalam hangatnya kegairahan hidup dalam kebebasan
Membuat lelah mata memandang menyaksikan jiwa2 itu perlahan terjebak dalam kegelapan nurani
Tak menyadari..
Bahwa cawan bahagia yg mereka teguk ternyata telah terkontaminasi debu2 dari abu2 neraka
Yang selalu tawarkan raga dalam kenikmatan yg menyesatkan
Bahkan jiwa2 yg lemah itu tak lagi mampu memahami seruan kehidupan abadi milikNYA
Dan hanya menganggap pesona kota cahaya adalah tanah syurga baginya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar